Semangat Kampung Lambungkan Yongki Aribowo

[You must be registered and logged in to see this image.]
Tulungagung - Masuknya Yongki Aribowo ke dalam timnas Indonesia di Piala AFF 2010 membuat bangga keluarganya di Kelurahan Botoran, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung. Kesempatan itu dipandang sebagai pencapaian atas semangat si anak kampung dalam bermain bola.

Lahir sebagai anak ketiga dan lima bersaudara, Yongki besar dari keluarga pecinta sepakbola. Sang ayah, H. Gunarto (53), meski tak menjadikan sepakbola sebagai profesi, mengaku sangat gemar memainkan olahraga tersebut. Begitu pula dengan kedua kakaknya, yang serius berlatih, meski tak berujung sebagai pemain.

"Kalau kakaknya dulu yang salah saya. Saya hanya mengizinkan berlatih tapi tidak mendorongnya ke prestasi, karena memang saya belum tahu kalau sepakbola ternyata bisa menghasilkan," ungkap Gunarto kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Kamis (23/12/2010).

Gunarto menambahkan, Yongki sebenarnya terlambat mengenal sepakbola dengan baik, karena baru pada usia 12 tahun dimasukkan pada SSB Sinar Harapan. Meski demikian semangat dan kegiatannya dalam berlatih, menjadikannya dengan cepat beradaptasi, menyerap ilmu dan menerapkannya pada permainan yang apik.

"Semangatnya semangat anak kampung, giat berlatih dan serius. Bahkan cedera pun kadang diabaikan, dan itu masih dipertahankannya sampai sekarang," sambung Gunarto sambil tersenyum.

Pria yang rambutnya mulai memutih tersebut lantas menceritakan perjalanan karir anaknya. Setelah mengenyam ilmu di tingkat SSB, Yongki mulai terjun dalam kompetisi yang sesungguhnya setelah direkrut Persatuan Sepakbola Indonesia Tulungagung (Perseta) Junior. Tak berselang lama kemampuannya menceploskan bola ke jala lawan yang apik didengar tim tetangga Persik Kediri, yang lantas merekrutnya dan menempatkannya di tim yunior.

Di Persik Kediri itulah, lanjut Gunarto, anaknya benar-benar ditempa. Meski sempat keluar dengan memperkuat PSBI Blitar, Yongki akhirnya kembali ke tim junior 'Macan Putih' yang lantas dilanjut masuk senior dan bermain di ajang ISL.

"Saya sebenarnya sempat menyalahkan dia, karena di Persik kan sudah ada nama-nama besar, mau jadi apa dia di sana. Tapi ternyata saya salah, karena disana dia semakin moncer setelah sering mendapatkan dorongan dari pemain seniornya," jelas Gunarto.

Mengenai kesempatan anaknya yang masih minim untuk mengisi skuad inti timnas, Gunarto mengaku tidak mempermasalahkan. Dia juga enggan memberikan penilaian, apakah anaknya memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan Irfan Bachdim dan Bambang Pamungkas.

"Biar pelatih yang menilai. Yang jelas kalau dibandingkan Gonzales dia masih kalah, dia masih harus banyak belajar," ujarnya.

detiksport